Suatu hari seorang guru yang mengajar di
sebuah SMK bertanya kepada 30 siswinya. Siapakah diantara kalian yang kelak
ingin menikah dengan seorang laki-laki perokok? Silahkan angkat tangan ! Kelas
hening, tak satu pun siswi mengangkat tangannya. Siapakah diantara kalian yang
ingin kelak menikah dengan seorang yang suka minuman keras? Siapakah diantara
kalian yang ingin kelak menikah dengan seorang penjudi? Tak satu pun siswa yang
angkat tangan. Siapakah diantara kalian yang ingin kelak menikah dengan pria
yang pekerja keras, tidak perokok, tidak peminum/pemabuk dan tidak penjudi? Maka semua
siswa angkat tangan. Selanjutnya guru berkata, ternyata kalian semua ingin
mendapatkan pasangan yang baik di masa mendatang. Berjanjilah untuk mencari
pria yang baik ya ! Ia bu, kami berjanji sahut mereka serentak. Baiklah, kita akan melihat sekitar 5-10 tahun
ke depan apa yang akan terjadi. Ternyata, guru tersebut serius dengan
perkataannya. Tanpa disadari oleh siswinya, ia terus memantau perjalanan siswinya
setelah tamat dari sekolah tersebut. Satu persatu ia cari tahu dengan siapa akhirnya siswinya tersebut menikah. Ternyata,
22 dari siswinya tersebut menikah dengan pria perokok, 14 orang menikah dengan
pria peminum dan 12 menikah dengan penjudi. Bahkan ada yang menikah dengan pria perokok sekaligus penjudi 8 orang, perokok sekaligus peminum 9 orang, peminum
sekaligus penjudi 7 orang bahkan
ketiga-tiganya 5 orang. Pertanyaannya?
1.
Berapa orangkah yang menikah dengan pria yang tidak perokok,
peminum dan penjudi?
2.
Mengapa para siswi itu ingkar dengan janji yang telah mereka
ucapkan?
3.
Apakah guru tersebut gagal dalam mendidik siswinya?
Janganlah kamu sesat : Pergaulan yang buruk
merusakkan kebiasaan yang baik (1 Kor. 15:33)